Rabu, 15 Oktober 2014

PENENTUAN BILANGAN PENYABUNAN

MULKI MALIK
124844
III B/B21
28 Agustus 2014

PENENTUAN BILANGAN PENYABUNAN

TUJUAN
Untuk menentukan bilangan penyabunan pada minyak kelapa.


DASAR PRINSIP
 
Asam lemak pada sampel di reaksikan dengan KOH berlebihan menghasilkan gliserol. Kelebihan KOH dititar dengan HCl, sehingga jumlah mg KOH yang bereaksi dengan sampel dapat diketahui. Pada penetapan ini digunakan titrasi blanko.
LANDASAN TEORI

Lipid adalah biomolekul organik yang itdak larut dalam air (hidrofobik). Fungsi lipid di dalam tubuh yaitu sebagi sumber energi, sumber bahan baku basa-basa purin dan pirimidin penyusun asam nukleat, biosintesis asan amino tertentu dan sebagainya. Lipid bisa berada dalam keadaan bebas maupun berikatan dengan makromelekul lain. Lipid yang berikatan dengan protein dissebut lipoprotein. Klasifikasi dari lipid yang umum yaitu: triasigliserol, lilin, fosfoglserida (fosfatidiletanolamin, fosfatidilkolin, fosfatidilserin, fosfatidilinositol, dan kardiolipin), spingolipida ( gangliosida, srebrosida, spingomielen), sterol dan ester asam lemak lainnya.

Lemak atau minyak adalah senyawa makromolekul berupa trigliserida, yaitu sebuah ester yang tersusun dari asam lemak dan gliserol. Jenis dan jumlah asam lemak penyusun suatu minyak atau lemak menentukan karakteristik fisik dan kimiawi minyak atau lemak. Disebut minyak apabila trigliserida tersebut berbentuk cair pada suhu kamar dan disebut lemak apabila berbentuk padat pada suhu kamar.
                                                                                       
Asam lemak berdasarkan sifat ikatan kimianya menjadi 2:
1.Asam lemak jenuh
2. Asam lemak tidak jenuh

Sebagai zat gizi, lemak atau minyak semakin baik kualitasnya jika banyak mengandung asam lemak tidak jenuh dan sebaliknya. Minyak atau lemak bersifat non polar sehingga tidak larut dalam pelarut polar seperti air dan larutan asam, tetapi larut dalam pelarut organik yang bersifat non polar seperti n-Hexane, Benzene, Chloroform, dll.

Pemilihan bahan pelarut yang paling sesuai untuk ekstraksi lipida adalah dengan menentukan derajat polaritasnya. Pada dasarnya semua bahan akan mudah larut dalam pelarut yang sama polaritasnya. Karena polaritas lipida berbeda-beda maka tidak ada bahan pelarut umum (universal) untuk semua acam lipida.

Prosedur-prosedur analisa lemak dan minyak berkembang pesat, baik yang menggunakan alat peralatan sederhana maupun yang lebih mutakhir. Kemudahan analisa tersebut dimungkinkan antara lain:

a. Molekul lemak dan minyak relatif lebih kecil dan kurang kompleks dibandingkan dengan molekul karbohidrat dan protein.
b. Molekul-molekul lemak dan minyak dapat disintesakan di laboratorium menurut kebutuhan, sedangkan molekul protein dan karbohidrat yang kompleks, misalnya lignin belum dapat.

Hidrolisis lemak netral dalam air sangat lambat , tetapi dapat dipercepat dengan meningkatkan konsentrasi H+ atau OH-. Hidrolisis lemak netral oleh basa kuat seperti KOH dan NaOH disebut penyabunan, ion-ion karboksilat yang terbentuk dengan adanya kation akan menjadi sabun. Banyaknya miligram KOH yang dipakai untuk menyabunkan 1 gram lemak secara sempurna disebut angka penyabunan. Angka penyabunan dapat digunakan untuk menentukan berat moekul dari suatu lemak atau minyak. Kandungan asam lemak yang tinggi dapat berpengaruh terhadap rendahnya angka penyabunan

Penentuan angka penyabunan berbeda dengan penentuan kadar lemak, sampel yang dipergunakan untuk penentuan angka penyabunan adalah margarine. Penentuan bilangan penyabunan ini dapat dipergunakan untuk mengetahui sifat minyak dan lemak. Pengujian sifat ini dipergunakan untuk membedakan lemak yang satu dengan yang lainnya. Selain untuk mengetahui sifat fisik lemak atau minyak, angka penyabunan juga dapat dipergunakan untuk menentukan berat molekul minyak dan lemak secara kasar.

Apabila sampel yang akan diuji disabunkan dengan larutan KOH berlebih dalam alkohol, maka KOH akan bereaksi dengan trigliserida, yaitu tiga molekul KOH bereaksi dengan satu molekul minyak atau lemak. Larutan alkali yang tertinggal tersebut kemudian ditentukan dengan titrasi dengan menggunakan asam, sehingga jumlah alkali yang turut
bereaksi dapat diketahui.

Pelarut yang dipergunakan untuk melarutkan KOH adalah Alkohol, penambahan alkohol dimaksudkan untuk melarutkan asam lemak hasil hidrolisis agar dapat membantu mempermudah reaksi dengan basa dalam pembentukan sabun. Kesalahan yang timbul pada saat titrasi adalah penentuan titik akhir, kesalahan ini disebabkan karena perubahan warna yang seharusnya yerjadi adalah dari coklat pekat, kemudian kuning, lalu berubah menjadi putih pucat. Perubahan warna dari kuning ke putih tersebut tidak terlalu kontras dan menyebabkan titik akhir sulit ditentukan. Untuk mengetahui hasil pengujian tersebut benar atau tidak, maka perlu dibandingkan dengan titrasi blanko.
 
ALAT dan BAHAN

a.    Alat
Ø  Neraca analitik
Ø  Erlenmeyer  300 ml
Ø  Buret 50 ml
Ø  Statip dan Klem
Ø  Hot plate
Ø  Pipet tetes
Ø  Gelas Piala 100 ml
Ø  Labu pendingin tegak
b.    Bahan Bahan
Ø  Minyak kelapa
Ø  Larutan Standar HCL 0,1 N
Ø  KOH alkohol
Ø  Indikator PP

CARA KERJA
  1. Ditimbang 2 g sampel minyak ke dalam erlenmeyer 500 ml.
  2. Ditambahkan 25 ml KOH alkohol 0,1 N.
  3. Larutan dipanaskan di atas penangas air dengan menggunakan pendingin tegak selama 30 menit.
  4. Larutan didinginkan, kemudian dititar dengan HCl 0,1 N dengan menggunakan indikator PP (a ml)
  5. Pengerjaan blanko dilakukan (b ml).
PENGAMATAN
1.    Berat Sampel                                                                          : 2,0215 g
2.    Warna larutan
Ø  Sebelum penambahan indicator PP                                : Tidak Berwarna
Ø  Setelah penambahan indicator PP                                  : Merah Muda
Ø  Setelah tercapai titik akhir                                                : Tidak Berwarna
3.    Volume larutan penitar (HCl 0.0924 N)                                : 0,2 ml
      untuk sampel (a)                                                                     : 18,20 ml
      untuk blangko (b)                                                                    : 18,30 ml
PERHITUNGAN

Bil. Penyabunan  = (b - a) x N(HCl) x BE KOH  /gram sampel
                          = 0,2 ml x 0,0924 meq/ml x 56,1 g/meq /2,0215 g
                          = 0,518364 mg / 2,0215 g                         
                          = 0,26 mg/g

KESIMPULAN

            Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa bilangan penyabunan  sampel minyak kelapa adalah 0.26 mg/g

DAFTAR PUSTAKA

http://cheryblitz.wordpress.com/2011/12/13/bilangan-saponifikasi-angka-penyabunan/










Tidak ada komentar:

Posting Komentar