Rabu, 11 Februari 2015

UJI pH PUPUK TSP, UREA, dan ZA


Laporan Lengkap
Nama                                     :   MULKI MALIK
NIS                                         :   124850
Kelas                                      :   III .B
Kelompok                              :   B2.2
Tanggal Praktikum                :   29 Januari 2015
Judul Penetapan                   :    Uji pH  pupuk TSP, UREA dan ZA
Tujuan Penetapan                :     Untuk menentukan pH  pupuk TSP, pupuk urea dan pupuk ZA.
Dasar Prinsip                         :          Untuk menentukan pH larutan pupuk dengan menggunakan indikator universal. Pada penggunaaan indikator universal harus diperhatikan batas – batas pH yang dapat dibedakan.
Landasan Teori                    :
DERAJAT KEASAMAN (pH)
          Suatu larutan asam atau larutan basa memiliki tingkat keasaman atau tingkat kebasaan yang berbeda. Tingkat keasaman atau kebasaan dari suatu larutan disebut derajat keasaman yang dilambangkan dengan pH (dibaca : pe - ha). Nilai derajat keasaman dari suatu larutan berkisar antara 0 sampai 14.

         Derajat keasaman dari suatu larutan dapat diukur dengan menggunakan indikator universal atau alat yang disebut dengan pHmeter. Derajat keasaman dari suatu larutan menentukan sifat larutan tersebut, apakah bersifat asam, bersifat basa, atau bersifat garam (netral).

1. Skala Derajat Keasaman

         Nilai derajat keasaman dari suatu larutan berkisar antara 0 - 14. Nilai pH dari suatu larutan menentukan sifat dari larutan tersebut. Makin kecil nilai pH-nya, maka derajat keasamannya makin kuat. Artinya, larutan tersebut makin bersifat asam. Sebaliknya, makin besar nilai pH-nya, maka derajat kebasaannya makin kuat. Artinya, larutan tersebut makin bersifat basa.

           Untuk larutan yang memiliki nilai pH kurang dari 7 ( 0 < pH < 7), maka larutan tersebut bersifat asam. Sedangkan, untuk larutan yang memiliki nilai pH lebih dari 7 (7 < pH < 14), maka larutan tersebut bersifat basa. Jika suatu larutan mempunyai nilai pH = 7, maka larutan tersebut bersifat garam (netral).
Derajat Keasaman
Larutan Garam

2. Menentukan Derajat Keasaman dengan Indikator Universal

           Kertas indikator universal memiliki empat buah garis yang berwarna, yaitu kuning, hijau, jingga, dan jingga kecokelatan. Garis warna tersebut akan mengalami perubahan warna jika kertas indikator universal dicelupkan ke dalam suatu larutan yang memiliki sifat tertentu.
Kertas indikator universal
Perubahan warna yang terjadi pada garis warna kertas indikator universal dicocokkan dengan tabel berikut ini untuk menentukan nilai pH suatu larutan.

Tabel Nilai pH Berdasarkan Perubahan Warna pada Kertas Indikator
http://dodolanweb.blogspot.com/2014/06/derajat-keasaman-ph.html
 
Hubungan ph tanah dengan kesediaan unsur hara

          Hubungan ph tanah dengan kesediaan unsur hara pH Tanah merupakan salah satu sifat kimia tanah, banyak petani yang sudah mendengar tentang pH tanah, akan tetapi belum bisa mengerti pentingnya mengetahui pH tanah dan bagaimana cara mengukurnya. Apalagi katanya untuk mengukur pH tanah dibutuhkan alat yang mahal, sehingga petani tidak pernah memiliki kesempatan untuk mengukur langsung pH tanah mereka. Padahal dengan mengetahui pH tanah yang ada di lahan mereka bisa membangkitkan semangat mereka untuk menuju pada pertanian organik / semi organik.

           Yang lebih penting adalah bagaimana mereka mau untuk menjaga tingkat kesuburan tanah mereka. pH tanah menunjukkan sifat keasaman dan alkalinitas tanah, dengan menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H+) dalam tanah. Semakin tinggi kadar H+ dalam tanah semakin masam tanah tersebut. pH tanah berkisar antara 0 – 14 dengan pH 7 disebut sebagai pH netral, kurang dari 7 disebut dengan masam dan lebih dari 7 disebut dengan alkalis. pH tanah di Indonesia umumnya masam berkisar antara 4,0 – 5,5, sehingga tanah dengan pH 6,0 – 6,5 telah dikatakan baik, walaupun sebenarnya agak masam (Sarwono Hardjowigeno dalam Ilmu Tanah, 2003).

          Pentingnya mengetahui pH tanah adalah sebagai berikut : Mengetahui mudah tidaknya unsur-unsur hara dalam tanah diserap oleh tanaman. Unsur hara akan mudah diserap oleh tanaman (akar tanaman) pada pH netral. Menunjukkan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun. Tanah dengan pH masam banyak ditemukan ion-ion Al (Alumunium) yang memfiksasi (mengikat) unsur P, sehingga unsur P sulit untuk diserap oleh tanaman, padahal unsur P berperan pada tanaman akan membantu dalam : Pembentukan albumin Pembentukan bunga, buah dan biji Mempercepat pematangan/penuaan buah / biji Memperkuat batang agar tidak mudah roboh Untuk perkembangan akar Meningkatkan ketahanan terhadap penyakit. Sebagai bahan pembentukan protein. Mempengaruhi perkembangan mikro organisme.

          Bakteri akan berkembang baik pada pH lebih dari 5,5 (misalnya bakteri EM 4 yang sangat bermanfaat bagi petani), apabila pH kurang dari itu maka perkembangannya akan terhambat. - Jamur dapat berkembang baik pada pH dibawah 5,5 dan diatas pH 5,5 jamur harus bersaing dengan bakteri. Begitu pentingnya kita mengetahui pH tanah bagi petani, sehingga dari mengetahui pH tanah masing-masing mereka akan dapat menentukan sendiri langkah apa yang akan dilakukan di lahannya masing-masing.

         Dan proses inilah yang disebut dengan proses penyadaran dan proses pemberdayaan, jadi bukan hanya kita berteori saja, apalagi menghadapi petani yang membutuhkan bukti bukan teori. Gb.1. Hubungan pH tanah dan ketersediaan unsur hara Pengaruh pH terhadap tanah Reaksi tanah (pH) mempunyai peranan yang penting terhadap ketersediaan unsur-unsur hara, baik hara makro maupun hara mikro.

         Mengkatnya kelarutan ion¬ion Al, dan Fe dan juga meningkatnya aktifitas jasad-jasad renik tanah sangat dipengaruhi oleh keadaan pH tanah pH dan ketersediaan unsur-unsur hara Reaksi tanah berpengaruh terhadap ketersediaan unsur-unsur hara di dalam tanah. Pada umumnya unsur hara makro akan lebih tersedia pada pH agak masam sampai netral, sedangkan unsur hara mikro kebalikannya yakni lebih tersedia pada pH yang lebih rendah. Tersedianya unsur hara makro, seperrti nitrogen, fosfor, kalium dan magnesium pada pH 6.5. Unsur hara fofor pada pH lebih besar dari 8.0 tidak tersedia karena diikat oleh ion Ca. Sebaliknya jika pH turun menjadi lebih kecil dari 5.0, maka fisfat kembali menjadi tidak tersedia. Hal ini dapat menjadi karena dalam kondisi pH masam, unsur-unsur seperti Al, Fe, dan Mn menjadi sangat larut. Fosfat yang semula tersedia akan diikat oleh logam-logam tadi sehingga, tidak larut dan tidak tersedia untuk tanaman.

          Beberapa tanaman tertentu dapat kekurangan unsur hara mikro seperti Fe dan Mn. Untuk memperoleh ketersediaan hara yang optimum bagi pertumbuhan tanaman dan kegiatan biologis di dalam tanah, maka pH tanah harus dipertahankan pada pH sekitar 6.0 – 7.0. Setiap jenis tanaman berbeda sifat kepekaan dan ketahanannya terhadap reaksi tanah. Pengaruh pH tanah baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap akar tanaman dan ketersediaan unsur hara bagi tanaman telah banyak diteliti. Buruknya pertumbuhan tanaman pada pH rendah sebabkan oleh : 1. Perusakan langsung oleh H+ 2. Terganggunya serapan Ca dan N 3. Meningkatnya kelarutan Al, Fe dan Mn sehingga meracuni tanaman 4. Berkurangnya ketersediaan Mo dan P serta 5. Berkurangnya kandungan basa seperti Ca, Mg dan K. Demikian pula pH yang terlalu tinggi tidak baik bagi pertumbuhan tanaman, karena unsur hara mikro (Zn, Cu, B, Fe dan Mn) kurang tersedia bagi tanaman dan P diendapkan oleh Ca.


B.  PUPUK
Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik.[1] Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun non-organik (mineral). Pupuk berbeda dari suplemen. Pupuk mengandung bahan baku yang diperlukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sementara suplemen sepertihormon tumbuhan membantu kelancaran proses metabolisme. Meskipun demikian, ke dalam pupuk, khususnya pupuk buatan, dapat ditambahkan sejumlah material suplemen.
Dalam pemberian pupuk perlu diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut, agar tumbuhan tidak mendapat terlalu banyak zat makanan. Terlalu sedikit atau terlalu banyak zat makanan dapat berbahaya bagi tumbuhan. Pupuk dapat diberikan lewat tanah ataupun disemprotkan ke daun. Salah satu jenis pupuk organik adalah kompos.
Macam-macam pupuk
Dalam praktik sehari-hari, pupuk biasa dikelompok-kelompokkan untuk kemudahan pembahasan. Pembagian itu berdasarkan sumber bahan pembuatannya, bentuk fisiknya, atau berdasarkan kandungannya.
a.    Pupuk berdasarkan sumber bahan
Dilihat dari sumber pembuatannya, terdapat dua kelompok besar pupuk: (1) pupuk organik atau pupuk alami (misal pupuk kandang dan kompos) dan (2) pupuk kimia atau pupuk buatan. Pupuk organik mencakup semua pupuk yang dibuat dari sisa-sisa metabolisme atau organ hewan dan tumbuhan, sedangkan pupuk kimia dibuat melalui proses pengolahan oleh manusia dari bahan-bahan mineral. Pupuk kimia biasanya lebih "murni" daripada pupuk organik, dengan kandungan bahan yang dapat dikalkulasi. Pupuk organik sukar ditentukan isinya, tergantung dari sumbernya; keunggulannya adalah ia dapat memperbaiki kondisi fisik tanah karena membantu pengikatan air secara efektif.
b.    Pupuk berdasarkan bentuk fisik
Berdasarkan bentuk fisiknya, pupuk dibedakan menjadi pupuk padat dan pupuk cair. Pupuk padat diperdagangkan dalam bentuk onggokan, remahan, butiran, atau kristal. Pupuk cair diperdagangkan dalam bentuk konsentrat atau cairan. Pupuk padatan biasanya diaplikan ke tanah/media tanam, sementara pupuk cair diberikan secara disemprot ke tubuh tanaman.
c.    Pupuk berdasarkan kandungannya
Terdapat dua kelompok pupuk berdasarkan kandungan: pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal mengandung hanya satu unsur, sedangkan pupuk majemuk paling tidak mengandung dua unsur yang diperlukan. Terdapat pula pengelompokan yang disebut pupuk mikro, karena mengandung hara mikro (micronutrients). Beberapa merk pupuk majemuk modern sekarang juga diberi campuran zat pengatur tumbuh atau zat lainnya untuk meningkatkan efektivitas penyerapan hara yang diberikan.
C.  PUPUK TSP
Pupuk TSP adalah nutrient anorganik yang digunakan untuk memperbaiki hara tanah untuk pertanian. TSP artinya triple super phosphate. Rumus kimianya Ca(H2PO4). Kadar P2O5 pupuk ini sekitar 44-46%, namun di lapangan bisa mencapai 56 %. TSP dibuat dengan sistem proses. Pada pembuatannya, batuan alam (rockphosphate) fluor apatit diasamkam dengan asam fosfat hasil proses sebelumnya. Reaksi dasarnya sebagai berikut[1]:
           Ca3(PO4)2CaF  +  H3PO4 --> Ca(H2PO4)2 + Ca(OH)2 + HF

1. PUPUK UREA


   
Pupuk Urea adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi. 
Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk Urea 
berbentuk butir-butir kristal berwarna putih, dengan rumus kimia NH2 CONH2, 
merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap
 air (higroskopis), karena itu sebaiknya disimpan di tempat kering dan tertutup rapat. 
Pupuk urea mengandung unsur hara N sebesar 46% dengan pengertian setiap 100 kg 
urea mengandung 46 kg Nitrogen. Kegunaan pupuk Urea Unsur hara Nitrogen yang 
dikandung dalam pupuk Urea sangat besar kegunaannya bagi 
tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan, antara lain:
1 Membuat daun tanaman lebih hijau segar dan banyak mengandung butir hijau daun 
(chlorophyl) yang mempunyai peranan sangat panting dalam proses fotosintesa
2 Mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang dan lain-lain)
3 Menambah kandungan protein tanaman
4 Dapat dipakai untuk semua jenis tanaman baik tanaman pangan, holtikultura, 
tanaman perkebunan, usaha peternakan dan usaha perikanan
Gejala kekurangan unsur hara Nitrogen :
6 Daun tanaman berwarna pucat kekuning-kunigan
7 Daun tua berwarna kekuning-kuningan dan pada tanaman padi warna ini dimulai dari ujung daun menjalar ke 
tulang daun
8 Dalam keadaan kekurangan yang parah daun menjadi kering dimulai dari daun 
bagian bawah terus ke bagian atas
9 Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil
10 Perkembangan buah tidak sempurna atau tidak baik, sering kali masak sebelum 
waktunya
E.  PUPUK ZA
Pupuk ZA adalah pupuk kimia buatan yang dirancang untuk memberi tambahan hara nitrogen dan belerang bagi tanaman. Nama ZA adalah singkatan dari istilah bahasa Belanda, zwavelzure ammoniak, yang berarti amonium sulfat (NH4SO4).
Wujud pupuk ini butiran kristal mirip garam dapur dan terasa asin di lidah. Pupuk ini higroskopis (mudah menyerap air) walaupun tidak sekuat pupuk urea. Karena ion sulfat sangat mudah larut dalam air sedangkan ion amonium lebih lemah, pupuk ini berpotensi menurunkan pH tanah yang terkena aplikasinya sehingga hanya cocok digunakan padatanah alkalin. Dibandingkan pupuk lain (misal amonium nitrat), pupuk ini mengandung lebih sedikit kadar nitrogen sehingga mampu meningkatkan biaya pemupukan per massa nitrogen yang diberikan pada usaha pertanian.[1]
Pupuk ini bersama dengan pupuk berbahan dasar amonia lainnya telah dilarang penggunaannya di Pakistan dan Afghanistan karena mampu digunakan sebagai bahan pembuat bahan peledak.




Pupuk ZA adalah pupuk kimia buatan yang dirancang untuk member tambahan hara nitrogen dan belerang bagi tanaman. Nama ZA adalahsingkatan dari istilah bahasa Belanda, zwavelzure ammoniak, yang berarti amonium sulfat (NH4SO4).Wujud pupuk ini butiran kristal mirip garam dapur dan terasa asin di lidah. Pupuk ini higroskopis (mudah menyerap air) walaupun tidaksekuat pupuk urea. Karena ion sulfat sangat mudah larut dalam air sedangkan ion amonium lebih lemah, pupuk ini berpotensi menurunkan pH tanah yang terkena aplikasinya. Sifat ini perlu diperhatikan dalam penyimpanan dan pemakaiannya.

Pupuk ZA mengandung belerang 24% (dalam bentuk sulfat) dan nitrogen 21% (dalam bentuk amonium). Kandungan nitrogennya hanya separuh dari
urea, sehingga biasanya pemberiannya dimaksudkan sebagai sumber pemasok hara belerang pada tanahtanah yang miskin unsur ini. Namun demikian, pupuk ini menjadi pengganti urea sebagai pemasok hara nitrogen bagi  tebu budidaya karena lebih efektif dalam meningkatkan kadar gula ( rendemen). Pemberian urea memperbesar ukuran fisik tebu tetapi menurunkan kadar gula dalam cairan batang tebu [1].
Alat dan bahan                    :
*      Alat :
1. Tabung Reaksi
2. Spatula
3. Labu Semprot
*      Bahan:
1. Pupuk TSP
2. Pupuk Urea
3. Pupuk ZA
4. Air (aquades)
Cara Kerja                 :
1.    Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2.    Contoh dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
3.    Dilarutkan dengan air dengan perbandingan contoh dan air ( 1:10 ). pH larutan atau suspensi di periksa dengan kertas pH atau pH meter.
 Hasil Pengamatan              :
·         pH pada sampel pupuk ZA             =          7
·         pH pada sampel pupuk TSP          =          11
·         pH pada sampel pupuk Urea         =          7
Kesimpulan                          :
Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa pH pada sampel pupuk ZA dan Urea adalah 7, sedangkan pH pada sampel pupuk TSP adalah 11.
 Daftar Pustaka                     :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar