Nama : MULKI MALIK
NIS : 124850
Kelas : III .B
Kelompok : B2.2
Tanggal Praktikum : 29
Januari 2015
Judul Penetapan : Uji pH pupuk TSP, UREA dan ZA
Tujuan
Penetapan : Untuk menentukan pH pupuk TSP, pupuk urea dan pupuk ZA.
Dasar
Prinsip : Untuk menentukan pH larutan pupuk
dengan menggunakan indikator universal. Pada penggunaaan indikator universal
harus diperhatikan batas – batas pH yang dapat dibedakan.
Landasan Teori :
DERAJAT KEASAMAN (pH)
Suatu larutan asam atau larutan basa memiliki tingkat keasaman atau
tingkat kebasaan yang berbeda. Tingkat keasaman atau kebasaan dari suatu
larutan disebut derajat keasaman yang dilambangkan dengan pH (dibaca :
pe - ha). Nilai derajat keasaman dari suatu larutan berkisar antara 0
sampai 14.
Derajat keasaman dari suatu larutan dapat diukur dengan menggunakan
indikator universal atau alat yang disebut dengan pHmeter. Derajat
keasaman dari suatu larutan menentukan sifat larutan tersebut, apakah
bersifat asam, bersifat basa, atau bersifat garam (netral).
1. Skala Derajat Keasaman
Nilai derajat keasaman dari suatu larutan berkisar antara 0 - 14. Nilai
pH dari suatu larutan menentukan sifat dari larutan tersebut. Makin
kecil nilai pH-nya, maka derajat keasamannya makin kuat. Artinya,
larutan tersebut makin bersifat asam. Sebaliknya, makin besar nilai
pH-nya, maka derajat kebasaannya makin kuat. Artinya, larutan tersebut
makin bersifat basa.
Untuk larutan yang memiliki nilai pH kurang dari 7 ( 0 < pH < 7),
maka larutan tersebut bersifat asam. Sedangkan, untuk larutan yang
memiliki nilai pH lebih dari 7 (7 < pH < 14), maka larutan
tersebut bersifat basa. Jika suatu larutan mempunyai nilai pH = 7, maka
larutan tersebut bersifat garam (netral).
![]() |
Larutan Garam |
2. Menentukan Derajat Keasaman dengan Indikator Universal
Kertas indikator universal memiliki empat buah garis yang berwarna,
yaitu kuning, hijau, jingga, dan jingga kecokelatan. Garis warna
tersebut akan mengalami perubahan warna jika kertas indikator universal
dicelupkan ke dalam suatu larutan yang memiliki sifat tertentu.
![]() |
Kertas indikator universal |
Tabel Nilai pH Berdasarkan Perubahan Warna pada Kertas Indikator
Hubungan
ph tanah dengan kesediaan unsur hara
Hubungan ph tanah dengan kesediaan
unsur hara pH Tanah merupakan salah satu sifat kimia tanah, banyak petani yang
sudah mendengar tentang pH tanah, akan tetapi belum bisa mengerti pentingnya
mengetahui pH tanah dan bagaimana cara mengukurnya. Apalagi katanya untuk
mengukur pH tanah dibutuhkan alat yang mahal, sehingga petani tidak pernah
memiliki kesempatan untuk mengukur langsung pH tanah mereka. Padahal dengan
mengetahui pH tanah yang ada di lahan mereka bisa membangkitkan semangat mereka
untuk menuju pada pertanian organik / semi organik.
Yang lebih penting adalah bagaimana
mereka mau untuk menjaga tingkat kesuburan tanah mereka. pH tanah menunjukkan
sifat keasaman dan alkalinitas tanah, dengan menunjukkan banyaknya konsentrasi
ion hidrogen (H+) dalam tanah. Semakin tinggi kadar H+ dalam tanah semakin
masam tanah tersebut. pH tanah berkisar antara 0 – 14 dengan pH 7 disebut
sebagai pH netral, kurang dari 7 disebut dengan masam dan lebih dari 7 disebut
dengan alkalis. pH tanah di Indonesia umumnya masam berkisar antara 4,0 – 5,5,
sehingga tanah dengan pH 6,0 – 6,5 telah dikatakan baik, walaupun sebenarnya
agak masam (Sarwono Hardjowigeno dalam Ilmu Tanah, 2003).
Pentingnya mengetahui pH tanah
adalah sebagai berikut : Mengetahui mudah tidaknya unsur-unsur hara dalam tanah
diserap oleh tanaman. Unsur hara akan mudah diserap oleh tanaman (akar tanaman)
pada pH netral. Menunjukkan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun. Tanah
dengan pH masam banyak ditemukan ion-ion Al (Alumunium) yang memfiksasi
(mengikat) unsur P, sehingga unsur P sulit untuk diserap oleh tanaman, padahal
unsur P berperan pada tanaman akan membantu dalam : Pembentukan albumin
Pembentukan bunga, buah dan biji Mempercepat pematangan/penuaan buah / biji
Memperkuat batang agar tidak mudah roboh Untuk perkembangan akar Meningkatkan
ketahanan terhadap penyakit. Sebagai bahan pembentukan protein. Mempengaruhi
perkembangan mikro organisme.
Bakteri akan berkembang baik pada pH
lebih dari 5,5 (misalnya bakteri EM 4 yang sangat bermanfaat bagi petani),
apabila pH kurang dari itu maka perkembangannya akan terhambat. - Jamur dapat
berkembang baik pada pH dibawah 5,5 dan diatas pH 5,5 jamur harus bersaing
dengan bakteri. Begitu pentingnya kita mengetahui pH tanah bagi petani,
sehingga dari mengetahui pH tanah masing-masing mereka akan dapat menentukan
sendiri langkah apa yang akan dilakukan di lahannya masing-masing.
Dan proses inilah yang disebut
dengan proses penyadaran dan proses pemberdayaan, jadi bukan hanya kita
berteori saja, apalagi menghadapi petani yang membutuhkan bukti bukan teori.
Gb.1. Hubungan pH tanah dan ketersediaan unsur hara Pengaruh pH terhadap tanah
Reaksi tanah (pH) mempunyai peranan yang penting terhadap ketersediaan
unsur-unsur hara, baik hara makro maupun hara mikro.
Mengkatnya kelarutan ion¬ion Al,
dan Fe dan juga meningkatnya aktifitas jasad-jasad renik tanah sangat
dipengaruhi oleh keadaan pH tanah pH dan ketersediaan unsur-unsur hara Reaksi
tanah berpengaruh terhadap ketersediaan unsur-unsur hara di dalam tanah. Pada
umumnya unsur hara makro akan lebih tersedia pada pH agak masam sampai netral,
sedangkan unsur hara mikro kebalikannya yakni lebih tersedia pada pH yang lebih
rendah. Tersedianya unsur hara makro, seperrti nitrogen, fosfor, kalium dan
magnesium pada pH 6.5. Unsur hara fofor pada pH lebih besar dari 8.0 tidak
tersedia karena diikat oleh ion Ca. Sebaliknya jika pH turun menjadi lebih
kecil dari 5.0, maka fisfat kembali menjadi tidak tersedia. Hal ini dapat
menjadi karena dalam kondisi pH masam, unsur-unsur seperti Al, Fe, dan Mn
menjadi sangat larut. Fosfat yang semula tersedia akan diikat oleh logam-logam
tadi sehingga, tidak larut dan tidak tersedia untuk tanaman.
Beberapa tanaman tertentu dapat
kekurangan unsur hara mikro seperti Fe dan Mn. Untuk memperoleh ketersediaan
hara yang optimum bagi pertumbuhan tanaman dan kegiatan biologis di dalam
tanah, maka pH tanah harus dipertahankan pada pH sekitar 6.0 – 7.0. Setiap
jenis tanaman berbeda sifat kepekaan dan ketahanannya terhadap reaksi tanah.
Pengaruh pH tanah baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap akar
tanaman dan ketersediaan unsur hara bagi tanaman telah banyak diteliti.
Buruknya pertumbuhan tanaman pada pH rendah sebabkan oleh : 1. Perusakan
langsung oleh H+ 2. Terganggunya serapan Ca dan N 3. Meningkatnya kelarutan Al,
Fe dan Mn sehingga meracuni tanaman 4. Berkurangnya ketersediaan Mo dan P serta
5. Berkurangnya kandungan basa seperti Ca, Mg dan K. Demikian pula pH yang
terlalu tinggi tidak baik bagi pertumbuhan tanaman, karena unsur hara mikro
(Zn, Cu, B, Fe dan Mn) kurang tersedia bagi tanaman dan P diendapkan oleh Ca.
B. PUPUK
Pupuk adalah material yang
ditambahkan pada media
tanam atau tanaman untuk
mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu
berproduksi dengan baik.[1] Material
pupuk dapat berupa bahan organik ataupun non-organik (mineral). Pupuk
berbeda dari suplemen.
Pupuk mengandung bahan baku yang diperlukan pertumbuhan dan perkembangan
tanaman, sementara suplemen sepertihormon tumbuhan membantu kelancaran proses
metabolisme. Meskipun demikian, ke dalam pupuk, khususnya pupuk buatan, dapat
ditambahkan sejumlah material suplemen.
Dalam pemberian pupuk perlu
diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut, agar tumbuhan tidak mendapat terlalu
banyak zat makanan. Terlalu sedikit atau terlalu banyak zat makanan dapat
berbahaya bagi tumbuhan. Pupuk dapat diberikan lewat tanah ataupun disemprotkan
ke daun.
Salah satu jenis pupuk organik adalah kompos.
Macam-macam pupuk
Dalam praktik sehari-hari, pupuk
biasa dikelompok-kelompokkan untuk kemudahan pembahasan. Pembagian itu
berdasarkan sumber bahan pembuatannya, bentuk fisiknya, atau berdasarkan kandungannya.
a. Pupuk
berdasarkan sumber bahan
Dilihat dari sumber pembuatannya,
terdapat dua kelompok besar pupuk: (1) pupuk organik atau
pupuk alami (misal pupuk kandang dan kompos) dan
(2) pupuk kimia atau
pupuk buatan. Pupuk organik mencakup semua pupuk yang dibuat dari sisa-sisa
metabolisme atau organ hewan dan tumbuhan, sedangkan pupuk kimia dibuat melalui
proses pengolahan oleh manusia dari bahan-bahan mineral. Pupuk kimia biasanya
lebih "murni" daripada pupuk organik, dengan kandungan bahan yang
dapat dikalkulasi. Pupuk organik sukar ditentukan isinya, tergantung dari
sumbernya; keunggulannya adalah ia dapat memperbaiki kondisi fisik tanah karena
membantu pengikatan air secara efektif.
b. Pupuk
berdasarkan bentuk fisik
Berdasarkan bentuk fisiknya, pupuk
dibedakan menjadi pupuk padat dan pupuk cair. Pupuk padat diperdagangkan dalam
bentuk onggokan, remahan, butiran, atau kristal. Pupuk cair diperdagangkan
dalam bentuk konsentrat atau cairan. Pupuk padatan biasanya diaplikan ke
tanah/media tanam, sementara pupuk cair diberikan secara disemprot ke tubuh
tanaman.
c. Pupuk
berdasarkan kandungannya
Terdapat dua kelompok pupuk
berdasarkan kandungan: pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal
mengandung hanya satu unsur, sedangkan pupuk majemuk paling tidak mengandung
dua unsur yang diperlukan. Terdapat pula pengelompokan yang disebut pupuk
mikro, karena mengandung hara mikro (micronutrients).
Beberapa merk pupuk majemuk modern sekarang juga diberi campuran zat pengatur
tumbuh atau zat lainnya untuk meningkatkan efektivitas penyerapan hara yang
diberikan.
C. PUPUK TSP
Pupuk TSP adalah nutrient anorganik yang
digunakan untuk memperbaiki hara tanah untuk pertanian. TSP artinya triple
super phosphate. Rumus kimianya Ca(H2PO4). Kadar P2O5 pupuk ini sekitar 44-46%,
namun di lapangan bisa mencapai 56 %. TSP dibuat dengan sistem proses.
Pada pembuatannya, batuan alam (rockphosphate) fluor apatit diasamkam dengan
asam fosfat hasil proses sebelumnya. Reaksi dasarnya sebagai berikut[1]:
Ca3(PO4)2CaF + H3PO4 --> Ca(H2PO4)2 + Ca(OH)2 + HF
1. PUPUK UREA

Pupuk Urea adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi.
Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk Urea
berbentuk butir-butir kristal berwarna putih, dengan rumus kimia NH2 CONH2,
merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap
air (higroskopis), karena itu sebaiknya disimpan di tempat kering dan tertutup rapat.
Pupuk urea mengandung unsur hara N sebesar 46% dengan pengertian setiap 100 kg
urea mengandung 46 kg Nitrogen. Kegunaan pupuk Urea Unsur hara Nitrogen yang
dikandung dalam pupuk Urea sangat besar kegunaannya bagi
tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan, antara lain:
1 Membuat daun tanaman lebih hijau segar dan banyak mengandung butir hijau daun
(chlorophyl) yang mempunyai peranan sangat panting dalam proses fotosintesa
2 Mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang dan lain-lain)
3 Menambah kandungan protein tanaman
4 Dapat dipakai untuk semua jenis tanaman baik tanaman pangan, holtikultura,
tanaman perkebunan, usaha peternakan dan usaha perikanan
6 Daun tanaman berwarna pucat kekuning-kunigan
7 Daun tua berwarna kekuning-kuningan dan pada tanaman padi warna ini dimulai dari ujung daun menjalar ke
tulang daun
8 Dalam keadaan kekurangan yang parah daun menjadi kering dimulai dari daun
bagian bawah terus ke bagian atas
9 Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil
10 Perkembangan buah tidak sempurna atau tidak baik, sering kali masak sebelum
waktunya
E. PUPUK ZA
Pupuk ZA adalah pupuk kimia buatan yang dirancang untuk memberi
tambahan hara nitrogen dan belerang bagi tanaman. Nama ZA adalah singkatan dari
istilah bahasa Belanda, zwavelzure ammoniak, yang
berarti amonium sulfat (NH4SO4).
Wujud pupuk ini butiran kristal mirip garam dapur dan terasa asin di lidah.
Pupuk ini higroskopis (mudah menyerap air) walaupun tidak sekuat pupuk
urea. Karena ion sulfat sangat mudah larut dalam air sedangkan ion amonium lebih lemah,
pupuk ini berpotensi menurunkan pH tanah yang terkena aplikasinya sehingga
hanya cocok digunakan padatanah
alkalin. Dibandingkan pupuk lain (misal amonium
nitrat), pupuk ini mengandung lebih sedikit kadar nitrogen sehingga
mampu meningkatkan biaya pemupukan per massa nitrogen yang diberikan pada usaha
pertanian.[1]
Pupuk ini bersama dengan pupuk berbahan dasar amonia
lainnya telah dilarang penggunaannya di Pakistan dan Afghanistan karena mampu
digunakan sebagai bahan pembuat bahan peledak.

Pupuk ZA adalah pupuk kimia buatan yang dirancang untuk member
tambahan hara nitrogen dan belerang bagi tanaman. Nama ZA adalahsingkatan dari istilah bahasa Belanda, zwavelzure ammoniak, yang berarti amonium sulfat (NH4SO4).Wujud pupuk ini butiran kristal mirip garam dapur dan terasa asin di lidah. Pupuk ini higroskopis (mudah menyerap air) walaupun tidaksekuat pupuk urea. Karena ion sulfat sangat mudah larut dalam air sedangkan ion amonium lebih lemah, pupuk ini berpotensi menurunkan pH tanah yang terkena aplikasinya. Sifat ini perlu diperhatikan dalam penyimpanan dan pemakaiannya.
Pupuk ZA mengandung belerang 24% (dalam bentuk sulfat) dan nitrogen
21% (dalam bentuk amonium). Kandungan nitrogennya hanya separuh dari
urea, sehingga biasanya pemberiannya dimaksudkan sebagai sumber pemasok hara belerang pada tanahtanah yang miskin unsur ini. Namun demikian, pupuk ini menjadi pengganti urea sebagai pemasok hara nitrogen bagi tebu budidaya karena lebih efektif dalam meningkatkan kadar gula ( rendemen). Pemberian urea memperbesar ukuran fisik tebu tetapi menurunkan kadar gula dalam cairan batang tebu [1].
urea, sehingga biasanya pemberiannya dimaksudkan sebagai sumber pemasok hara belerang pada tanahtanah yang miskin unsur ini. Namun demikian, pupuk ini menjadi pengganti urea sebagai pemasok hara nitrogen bagi tebu budidaya karena lebih efektif dalam meningkatkan kadar gula ( rendemen). Pemberian urea memperbesar ukuran fisik tebu tetapi menurunkan kadar gula dalam cairan batang tebu [1].
Alat dan bahan :

1. Tabung Reaksi
2. Spatula
3. Labu Semprot

1. Pupuk TSP
2. Pupuk Urea
3. Pupuk ZA
4. Air (aquades)
Cara Kerja :
1.
Menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan.
2.
Contoh dimasukkan ke dalam tabung
reaksi.
3.
Dilarutkan dengan air dengan
perbandingan contoh dan air ( 1:10 ). pH larutan atau suspensi di periksa
dengan kertas pH atau pH meter.
Hasil Pengamatan :
·
pH pada sampel pupuk ZA = 7
·
pH pada sampel pupuk TSP = 11
·
pH pada sampel pupuk Urea = 7
Kesimpulan :
Dari hasil pengamatan dapat
disimpulkan bahwa pH pada sampel pupuk ZA dan Urea adalah 7, sedangkan pH pada
sampel pupuk TSP adalah 11.
Daftar Pustaka :
o
http://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk_ZA
ohttp://salmanbloger.blogspot.com/2014/03/macam-macam-pupuk-beserta-fungsinya.html
ohttp://salmanbloger.blogspot.com/2014/03/macam-macam-pupuk-beserta-fungsinya.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar