Nama :
Mulki Malik
NIS :
124844
Kelas / Kelompok :
3B/B2.2
Tanggal mulai :
5 maret 2015
Tanggal selesai :5 maret 2015
Judul Penetapan :
Penentuan Kadar P2O5 Yang Larut Dalam Air
Tujuan
Penetapan : Untuk mengetahui
kadar P2O5 dalam sampel pupuk NPK
Dasar prinsip :
Pupuk
superfosfat berbentuk bubuk yang berwarna abu abu dengan kandungan fosfat
antara 14–20 %. Sifatnya mudah larut dalam air dan agak sedikit higroskopis.
Pupuk ini juga mampu mengikat amoniak. Pupuk superfosfat buatan ini ada dalam
dua bentuk yaitu Double Superfosfat (DS) dan Triple Superfosfat (TSP).
Reaksi :
Landasan Teori :
Pupuk
Pupuk
didefinisikan sebagai material yang ditambahkan ketanah atau tajuk tanaman
dengan tujuan untuk melengkapi katersediaan unsur hara. Bahan pupuk yang paling
awal adalah kotoran hewan, sisa pelapukan tanaman dan arang kayu. Pemakaian
pupuk kimia kemudian berkembang seiring dengan ditemukannyadeposit garam
kalsium di Jerman pada tahun 1839.
Dalam pemilihan
pupuk perlu diketahui terlebih dahulu jumlah dan jenis unsur hara yang
dikandungnya, serta manfaat dari berbagai unsur hara pembentuk pupuk tersebut.
Setiap kemasan pupuk yang diberi label yang menunjukkan jenis dan
unsur hara yang dikandungnya. Kadangkala petunjuk pemakaiannya juga dicantumkan
pada kemasan.karena itu, sangat penting untuk membaca label kandungan pupuk
sebelum memutuskan untuk membelinya. Selain menentukan jenis pupuk yang tepat,
perlu diketahui juga cara aplikasinya yang benar, sehingga takaran pupuk yang
diberikan dapat lebih efisien. Kesalahan dalam aplikasi pupuk akan berakibat
pada terganggunya pertumbuhan tanaman. Bahkan unsur hara yang dikandung oleh
pupuk tidak dapat dimanfaatkan tanaman.
Penggolongan Pupuk
Pupuk
digolongkan menjadi dua, yakni pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik
adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup yang diolah melalui
proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai. Contohnya adalah pupuk
kompos dan pupuk kandang. Pupuk kompos berasal dari sisa-sisa tanaman, dan
pupuk kandang berasal dari kotoran ternak. Pupuk organik mempunyai komposisi
kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi jumlah tiap jenis unsur hara tersebut
rendah. Sesuai dengan namanya, kandungan bahan organik
pupuk ini termasuk tinggi.
Pupuk anorganik
atau pupuk buatan adalah jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara meramu
berbagai bahan kimia sehingga memiliki prosentase kandungan hara
yang tinggi. Menurut jenis unsur hara yang dikandungnya, pupuk anorganik
dapat dibagi menjadi dua yakni pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pada pupuk
tunggal, jenis unsur hara yang dikandungnya hanya satu macam. Biasanya berupa
unsur hara makro primer, misalnya urea hanya mengandung unsur
nitrogen.
Pupuk majemuk
adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu jenis unsur hara.Penggunaan pupuk ini
lebih praktis karena hanya dengan satu kali penebaran, beberapa jenis unsur
hara dapat diberikan. Namun, dari sisi harga pupuk ini lebih mahal. Contoh
pupuk majemuk antara lain diamonium phospat yang mengandung
unsur nitrogen dan fosfor.
Menurut cara aplikasinya,
pupuk buatan dibedakan menjadi dua yaitu pupuk daun dan pupuk akar. Pupuk daun
diberikan lewat penyemprotan pada daun tanaman. Contoh pupuk daun adalah
Gandasil B dan D, Grow More, dan Vitabloom. Pupuk akar diserap tanaman lewat
akar dengan cara penebaran di tanah. Contoh pupuk akar adalah urea, NPK, dan
Dolomit.
Menurut cara
melepaskan unsur hara, pupuk akar dibedakan menjadi dua yakni pupuk fast
release dan pupuk slow release. Jika pupuk fast release ditebarkan ke tanah
dalam waktu singkat unsur hara yang ada atau terkandung langsung dapat
dimanfaatkan oleh tanaman. Kelemahan pupuk ini adalah terlalu cepat habis,
bukan hanya karena diserap oleh tanaman tetapi juga menguap atau tercuci oleh
air. Yang termasuk pupuk fast release antara lain urea, ZA dan KCL.
Pupuk slow
release atau yang sering disebut dengan pupuk lepas terkendali (controlled
release) akan melepaskan unsur hara yang dikandungnya sedikit demi sedikit
sesuai dengan kebutuhan tanaman. Dengan demikian, manfaat yang dirasakan dari
satu kali aplikasi lebih lama bila dibandingkan dengan pupuk fast release.
Mekanisme ini dapat terjadi karena unsur hara yang dikandung pupuk slow release
dilindungi secara kimiawi dan mekanis.
Perlindungan
secara mekanis berupa pembungkus bahan pupuk dengan selaput polimer atau
selaput yang mirip dengan bahan pembungkus kapsul. Contohnya, polimer coated
urea dan sulfur coated urea. Perlindungan secara kimiawi dilakukan dengan cara
mencampur bahan pupuk menggunakan zat kimia, sehingga bahan tersebut lepas secara
terkendali. Contohnya Methylin urea, Urea Formaldehide dan Isobutilidern
Diurea. Pupuk jenis ini harganya sangat mahal sehingga hanya digunakan untuk
tanaman-tanaman yang bernilai ekonomis tinggi.
Pupuk NPK
Pupuk
NPK adalah pupuk
buatan yang berbentuk cair atau padat yang mengandung unsur hara utama nitrogen,
fosfor,
dan kalium.
Pupuk NPK merupakan salah satu jenis pupuk majemuk
yang paling umum digunakan.
Fungsi setiap komponen
Ketiga unsur dalam pupuk NPK membantu pertumbuhan
tanaman dalam tiga cara. Penjelasan singkatnya adalah sebagai berikut:
- N – nitrogen: membantu pertumbuhan vegetatif, terutama daun
- P – fosfor: membantu pertumbuhan akar dan tunas
- K – kalium: membantu pembungaan dan pembuahan
Pemeringkatan NPK
Pemeringkatan
NPK (NPK rating) digunakan untuk memberikan label pada pupuk berdasarkan
pada kadar relatif dari komposisi nitrogen, kalium, dan fosfornya. Nilai N
adalah persentase unsur nitrogen berdasarkan berat dari pupuk. Nilai P dan K
mewakili bentuk oksidanya dalam bentuk P2O5 dan K2O.
Pupuk NPK
dibuat melalui proses industri berteknologi tinggi sehingga dihasilkan butiran
yang homogen. Setiap butir pupuk Phonska mengandung tiga macam unsur hara utama
yaitu Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K) yang diperkaya dengan unsur hara
belerang (S) dalam bentuk larut air, sehingga mudah diserap akar tanaman Pupuk
NPK merupakan pupuk majemuk cepat tersedia yang paling dikenal saat ini. Bentuk
pupuk NPK yang beredar di pasaran adalah pengembangan dari bentuk-bentuk NPK
lama yang kadarnya masih rendah. Kadar NPK yang banyak beredar adalah 15-15-15,
16-16-16 dan 8-20-15. Kadar lain yang tidak terlalu umum beredar adalah
6-12-15, 12-12-12, atau 20-20-20.NPK Mutiara adalah pupuk NPK produk BASF
dengan kadar 16-16-16. Pupuk ini berbentuk butiran berwarna abu-abu dan agak
higroskopis. Dalam pemasarannya pupuk ini dikemas dalam ukuran 1 kg dan 5 kg.
Pupuk yang diimpor dari Norwegia ini termasuk diminati banyak orang 2.5.
Klasifikasi fosfor Kelarutan fosfor didalam fosfat pembawa yang berbeda akan
bervariasi. Kelarutan pupuk fosfat dalam air tidak selalu menjadi kriteria yang
terbaik dalam ketersediaan unsur ini pada tanaman. Penentuan fosfor tidaklah
mudah ketika ketersediaan unsur- unsur pupuk ditentukan dengan cepat dalam
sampel. Metode kimia yang telah dikembangkan dimana penilaian yang cukup baik
adalah larut dalam air, ketersediaan, dan kandungan fosfor total dari
pupuk.Istilah yang sering menggambarkan kandungan fosfor dalam pupuk adalah
dengan menentukan kelarutannya dalam air, kelarutan dalam sitrat, tidak larut
dalam sitrat, ketersediaannya dan fosfat total sebagai P2O5. Sampel kecil yang
akan dianalisa, pertama kali diekstraksi dengan air, kemudian endapannya
disaring, dan fosfor yang terkandung dalam filtrat ditentukan. Kandungan fosfor
dari filtrat ditentukan dan dinyatakan sebagai persentase berat total sampel.
Ini mewakili fraksi sampel yang larut dalam air.Fosfor yang larut dalam sitrat.
Residu tersebut ditambahkan larutan ammonium sitrat 1 N, kemudian diekstraksi.
Kandungan fosfor dari filtrat ditentukan dan dinyatakan sebagai persentase
berat total sampel, ini dinamakan fosfor yang larut dalam sitrat. Fosfor
tersedia. Jumlah fosfor yang larut dalam air dan larut dalam asam sitrat 2 %
mewakili taksiran yang tersedia untuk tanaman. Fosfor total. Fosfor total dapat
ditentukan secara langsung tanpa langkah –langkah yang digambarkan (Tisdale,
1975). Reaksi penentuan fosfat adalah sebagai berikut :
H3PO4 + 12
H2MoO4 → H3P[]4012OMo +
10 H2O Biru molibdemMo (VI) → Mo (V)
Alat dan bahan :
Alat
1. Neraca digital
2. Spatula
3. Labu Semprot
4. Gelas piala
5. Corong
6. Pengaduk
7. Penyangga
corong
8. Tanur
9. Pipet tetes
10. Kertas
saring
11. Kain lap
12. Gegep
13. Eksikator
Bahan
1. Pupuk NPK
2. Air (aquades)
3. NH4Cl
2M
4. Campuran Mg
5. Indikator PP
6. HCl 1:1
7. NH4OH
1:10
8. Es
Cara Kerja :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Ditimbang ± 5 gram sampel, memasukkan kedalam gelas
piala dan dibubuhi air suling.
3. Kemudian, dipanaskan dan disaring endapan kemudian
dicuci dengan 100 ml air suling panas.
4. Filtrat di tampung lalu dibubuhi 10 ml NH4Cl
2M dan 10 ml campuran Mg.
5. Bila keruh ditambahkan HCl 1:1 hingga larut. Kemudian,
ditambahkan indikator PP dan diendapkan dengan NH4OH ( 1:10 )
berlebih.
6. Endapan di dinginkan dalam es lalu disaring dan dicuci
dengan NH4OH ( 1:10 ) sampai bebas amonia.
7. Endapan dikeringkan, dipijarkan dan ditimbang sampai
bobot tetap.
8. Menghitung kadar P2O5 yang larut
dalam air.
Hasil
Pengamatan :
A. Bobot sampel : 5,0103
gram
B. Bobot cawan kosong : 14,4146 gram
C. Bobot cawan + sampel setelah pemijaran : 18,8582 gram
D. Bobot sisa pijar : 0,4436 gram
E. Fk :
Perhitungan :
Kesimpulan :
Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa kadar P2O5
dari sampel pupuk NPK adalah 5,66 %
Daftar Pustaka :
Novizan. 1999. Pemupukan Yang
Efektif. Makalah Pada Kursus Singkat Pertanian. PT Mitratani Mandiri Perdana.
Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar